Ayah bunda yang dirahmati Allah.. salah satu aspek penting dalam perkembangan anak usia dini ialah mendidik emosionalitas. Apa itu emosi ? Emosi merupakan kemampuan merasa yang berasal dari stimulus yang diterima (panas, dingin, sakit, gatal, pahit, manis, kasar, halus dsb). Dari stimulus tersebut maka akan muncul respon perasaan (nyaman, terganggu, suka/tdk suka) dan EMOSI merupakan ekspresi perasaan yang sudah terakumuluasi.
Mengapa penting mendidik emosi pada anak ?
Pernahkah kita menjumpai seorang anak yang sulit untuk dinasehati oleh orang tua/guru ? atau berulang kali membuat keonaran agar diperhatikan orang sekitarnya? Ya.. itu salah satu contoh wujud dari belum optimalnya hati, di masa usia dini inilah mulai saatnya menyentuh hati anak dengan banyak melibatkan interaksi dari hati ke hati.
Anak yang kecilnya senantiasa diberikan banyak perasaan, sentuhan oleh orang tua secara intens akan lebih teguh dalam menentukan langkah apa yang diambil kelak mereka dewasa. Anak tidak mudah goyah dan mampu mengelola gejolak emosi yang muncul selama berproses.
Seperti halnya orang dewasa, anakpun mampu merasakan semua perasaan yang muncul, hanya saja seringkali mereka tidak memahami apa itu kecewa, marah, sedih, senang dsb. Sehingga d periode inilah saat yang tepat untuk mengenalkan bagaimana meluapkan emosi dengan benar yang nantinya menjadi bekal anak dalam memunculkan emosi yang tepat di kehidupan sehari-hari.
Anak yang mampu menentukan perasaan apa yang harus dikeluarkan di saat-saat tertentu akan mampu beradaptasi di segala lingkungan. Anak yang cerdas emosinya akan mampu mengelola perasaannya. Anak-anak yang cerdas emosinya akan merasakan marah, kecewa, sedih dan sebaliknya tanpa berlarut-larut dan tanpa bujuk rayu yang lama dari orang-orang disekitarnya.
Lalu, bagaimana cara mendidik/ menumbuhkan kecerdasan emosi anak ?
Anak yang tumbuh di dalam rumah yang penuh dengan cinta dan kasih sayang baik dari mama,papa, kakak, adik, bahkan ART. Kedekatan antara orang tua ke anak (bonding) akan mampu memunculkan kedekatan dari anak ke orang tua (attachment), sehingga anak tidak lagi mencari kenyamanan pada orang lain di luar rumah.
Masa usia dini adalah wajar untuk mengikuti keinginan anak, akan tetapi ayah bunda perlu menentukan batasan dimana mereka perlu memahami mana yang butuh/tdak butuh, penting/tidak penting. Jika mereka menolak dengan menangis/merengek merupakan hal yang biasa, berikan waktu untuk anak mengekspresikan rasa kecewa dan kesalnya. Setelah itu anak akan belajar mengendalikan keinginannya.
Pelukan ayah dan bunda menjadi obat yang mujarab dalam setiap “ketegangan” yang anak rasakan, setiap rasa marah, kecewa, kesal, bahkan bahagia pun anak akan butuh motivasi dan pelukan dari ayah dan bunda.
Anak merupakan sumber belajar orang tua, sehingga tidak ada salahnya orang tua meminta maaf terlebih dahulu jika melakukan suatu kesalahan. Dari situlah anak akan belajar bagaimana maaf dan memaafkan. Selain itu mendoakan setiap langkah anak dapat menumbuhkan ikatan batin antara anak dengan orang tua.