Ayah bunda… seiring kemajuan jaman saat ini tidak dapat kita pungkiri kehadiran gawai yang semakin dekat dengan anak. Namun, orang tua perlu waspada dan membatasi penggunaan gawai agar tidak berdampak buruk bagi anak.
Bagi anak usia dibawah 3 tahun, aktifitas screentime tidak dianjurkan. Karena organ tubuh mereka masih berkembang pesat menangkap segala hal yang digunakan untuk mempelajari banyak hal. Lalu, Apa saja dampak buruk penggunaan gawai yang berlebihan ?
1. Speech Delay
Anak tidak terbiasa berekspresi melalui kata-kata. Mereka cenderung menerima pesan tanpa membalas pesan secara verbal. Sehingga dalam jangka waktu cukup lama, anak akan kesulitan berbicara. Anak akan cenderung bersuara sesuai dengan apa yang mereka lihat di gawai.
2. Sulit Beradaptasi.
Anak yang asyik dengan gawai, secara tidak langsung mereka terbatas dalam beraktifitas. Hal ini menyebabkan anak akan sulit ketika bertemu suasana, orang atau kondisi yang baru yang tidak biasa mereka temui.
3. Masalah dalam perkembangan visual.
Anak yang sering melakukan screentime. Akan mempengaruhi syaraf penglihatan, karena mereka akan mendapatkan overstimulation visual. Hal ini akan berefek pada perkembangan penglihatan atau kesehatan mata.
4. Terhambatnya tugas perkembangan
Tidak hanya keterlambatan secara fisik, anak yang sering melakukan screentime akan berdampak pada tugas perkembangan. Diantaranya, lemahnya daya tahan dan daya juang, mudah emosi, sulit mengekspresikan keinginan, toilet training yang terhambat, bahkan sulit fokus dan konsentrasi. Selain itu, mereka akan sulit melakukan eye contact saat berkomunikasi dua arah saat berbicara dengan orang di sekitarnya.
Dengan adanya dampak buruk dari penggunaan gawai, maka ayah bunda perlu membatasi aktifitas screentime bagi anak yang berusia dini. Berikut beberapa langkah untuk membatasi aktifitas screen time pada anak usia dini :
1. Kurangi frekuensi screentime secara bertahap.
Jangan hentikan kebiasaan anak bermain gawai sekaligus. Ayah bunda dapay mengurangi secara bertahap. Penghentian sekaligus hanya akan membuat anak memberontak dan tantrum.Coba kurangi dari yang biasanya 8 jam sehari, menjadi 6 jam sehari selama satu minggu, kurangi lagi menjadi 4 jam di minggu berikutnya, demikian seterusnya. Batas maksimal anak 5 tahun bermain gawai adalah 2 jam/hari.
2. Sibukkan anak dengan berbagai aktivitas menarik.
Sediakan alternatif permainan pengganti, sehingga anak lebih menikmati aktifitas itu, daripada sekadar bermain gawai. Permainan yang dipilih sarat dengan interaksi, komunikasi, kerja sama, dan lain-lain. Seperti lempar tangkap bola, petak umpet, ular naga, berenang, membaca buku dsb.
3. Berikan reward.
Apabila anak berhasil mengurangi penggunaan gawai, ayah bunda perlu memberikan hadiah pelukan, ciuman, acungan jempol saat anak berhasil mengurangi frekeuensi bermain gawai-nya.
4. Ajak anak bersosialisasi dengan teman sebaya.
Penyebab anak bergawai bisa jadi karena tidak aktifitas bermain bersama teman. Untuk itu, ajak anak untuk bermain dengan teman sebayanya, bisa dengan mengundang teman-temannya ke rumah atau ajak ia berkunjung ke rumah salah satu teman sekolahnya. Dengan banyak teman, ia akan sibuk dengan teman-temannya itu. Dorong mereka untuk bermain aktif, seperti bermain bola, petak umpet, dan sebagainya.
5. Jadilah panutan.
Anak adalah cerminan orang tua. seringkali sebagai orang tua tidak sadar bahwa dirinya fokus dan sering screen time. Jika ingin mengendalikan anak bermain gawai, cobalah kendalikan diri kita untuk tidak berlama-lama menyentuh smartphone. Dalam situasi dan kondisi tertentu, buat aturan, misal, tidak bermain handphone saat makan bersama.