“Periode kehidupan yang paling penting bukanlah usia studi di Universitas, tetapi yang pertama, periode sejak lahir hingga usia enam tahun” (Maria Montessori).
Apa yang Anda pikirkan tentang anak usia dini ? Tidak sedikit masyarakat berpikir bahwa membersamai anak usia dini adalah hal yang mudah. Karena usia mereka yang nampaknya seperti mudah “dikendalikan”.
Salah satu tokoh islam bernama Al Ghazali telah memberikan pemikirannya untuk dunia anak usia dini jauh sebelum pemikiran tokoh-tokoh barat muncul. Menurut beliau, pendidikan anak usia dini perlu dilakukan sebelum terjadinya masa pembuahan maupun setelah kelahiran. Hal ini dilakukan sebagai upaya merawat agar anak tumbuh dan berkembang dengan baik.
Menyiapkan tumbuh kembang anak usia dini tidak hanya dilakukan secara fisik. Namun lebih dari itu, mencakup akhlak, dan psikis. Bagi seorang pendidik, mendidik anak usia dini tidak sekedar mengajarkan tepuk tangan, menyanyi, menari atau bermain tanpa makna. Seiring berkembangnya jaman, fokus pendidikan anak usia dini semakin marak. Perlahan orang tua juga disadarkan bahwa apa yang dilakukan selama memberi pengajaran pada anak usia dini merupakan hal yang fundamental bagi anak di kehidupan selanjutnya.
Anak bukan “kertas kosong” yang dapat diberi coretan apa saja dan kapan saja. Namun lebih dari itu, anak merupakan mutiara yang perlu ditemukan dan diasah agar nampak berkilau. Menjadi pendamping (guru dan orang tua) bagi anak usia dini, perlu memahami fitrah yang ada pada anak. Karena sejatinya setiap anak memiliki fitrah yang siap untuk ditumbuhkan oleh para orang tua dan juga guru sebagai partner dalam mendidik. Fitrah merupakan sesuatu yang dibawa sejak lahir oleh setiap anak dan membawa potensi-potensi kebaikan.
Tidak sedikit anak usia dini menunjukkan problem yang berasal dari pola asuh orang tua di rumah. Seperti mudah tantrum, sulit beradaptasi, speech delay,picky eater, sulit berinteraksi dengan orang lain dan sebagainya. Membersamai mereka mulai dari nothing to be something merupakan momen istimewa bagi setiap orang tua dan pendidik anak usia dini. Memahami anak berdasarkan fitrahnya, dan memberikan perlakuan sesuai kebutuhan merupakan hal yang istimewa.
Adapun 3 hal yang perlu diperhatikan dalam merawat fitrah anak, diantaranya :
1. Back To Nature.
Mendidik anak perlu memperhatikan kebutuhan anak. Anak usia 0-6 tahun tidak memerlukan mainan canggih atau mahal, mereka dengan polosnya akan melompat kegirangan melihat kubangan air di depan rumah, mengambil bebatuan di taman, atau bahkan memasukkan benda-benda yang ada di sekitarnya. Hal ini adalah wajar karena fitrah belajar mereka bersumber dari alam.
Alam menjadi kesenangan bagi mereka, anak akan lebih senang mengeksplor dunia luar dibanding harus bermain di dalam rumah. Bagi anak, lingkungan adalah surganya. Sehingga orang tua tidak perlu cemas jika anak lebih senang berkotor-kotor ria dibanding bermain bersih di dalam rumah. Karena hal ini merupakan cara belajar mereka.
Mengapa penting merawat fitrah belajar bagi anak usia dini ? Belajar melalui alam merupakan belajar sesuai fitrah bagi anak usia dini, bukan belajar yang berpatokan pada tulisan, kertas, pensil dan angka-angka. Anak akan tertarik dengan hal-hal yang bersifat akademis dengan sendirinya jika kebutuhan pada fitrah belajarnya terpenuhi sesuai tahapan usia anak. Namun sebaliknya, jika anak dijejali dengan hal-hal yang bersifat akademis sebelum usianya, maka akan menimbulkan kejenuhan belajar atau bahkan stress akademik dikemudian hari.
2. Memberi Ruang
Bergerak bebas merupakan kebutuhan bagi anak. Ketika anak mulai bisa bergerak dan berjalan secara mandiri, tentu mereka akan mengeksplor lingkungan dengan cara bergerak. Mereka dapat melakukan apa saja dan menemukan banyak hal di sekitarnya, dengan demikian mereka membutuhkan ruang untuk bergerak.
Dalam hal ini, kegiatan yang bersifat sensori motorik sangat diasah. Anak akan senang berlari, melompat, bergulung-gulung, membunyikan benda atau memukulkan satu benda ke benda lainnya. Jika aktifitas-aktifitas ini dibatasi, maka akan tercederai fitrahnya.
Mengapa penting memberi ruang pada anak usia dini ? Memberi ruang pada anak usia dini merupakan cara dalam merawat fitrah jasmani anak. Pada usia 0-6 tahun sangat dibutuhkan olah tubuh bagi anak yang mencakup kemampuan motorik kasar dan motorik halus. Anak akan belajar bagaimana menghindari bahaya, bagaimana merespon lingkungan, memperikirakan sebab akibat, mengukur sebuah kemungkinan dengan eksplorasi motoriknya. Kemampuan spasial, numerik dan logis berasal dari kebiasaan anak dalam mengeksplor sensori motornya,
3. Berpusat Pada Diri Anak
Hal yang menjadi perhatian untuk para orang tua yaitu memahami bahwa anak usia dini adalah masa memuculkan egosentrisnya. Fitrah individualitas wajib ditumbuhkan sebelum anak berusia 7 tahun. Pada masa 0-6 tahun, anak perlu diberi kebebasan untuk memilih bagaimana ia bermain, apa yang ia inginkan dan hal-hal yang bersifat individu. Begitupun dengan tahapan bermain anak, mereka masih dalam tahapan “bermain bersama” bukan “bersama-sama bermain”. Yang bermakna bahwa, dalam suatu permainan bisa jadi mereka berkumpul dengan teman-temannya, namun mereka akan mengedepankan keinginan mereka masing-masing. Tak jarang ditemui ada diantara mereka tiba-tiba menangis, berteriak atau marah saat permainan berakhir. Hal ini sangat wajar karena mereka belum bisa memahami norma sosial.
Begitu juga dengan berbagi. Kegiatan sharing, belum tepat diterapkan secara tegas pada anak usia dini. Orang dewasa disekitarnya boleh memberikan contoh atau mengenalkan bagaimana konsep berbagi, namun tidak menjadi kewajiban anak untuk secara teratur dan patuh mengkuti kegiatan berbagi. Sehingga dalam hal ini sangat dimaklumi bagi anak untuk terkesan “pelit”.
Mengapa fitrah individualitas ini penting untuk diterapkan pada anak usia dini? tahukah ayah bunda… merawat dan menjaga fitrah individualitas di masa kanak-kanak sangat penting agar mereka puas dan mengenali dirinya sendiri sebelum mereka harus mengenal orang lain dan lingkungannya. Anak yang dibesarkan dengan fitrah indvidualitas di masa kanak-kanak tidak akan mudah menjadi childish di masa dewasa. Mereka akan tumbuh dengan kesadaran bahwa ada hak-hak yang perlu diberikan untuk dirinya atau untuk orang disekitarnya.
Salah satunya terhadap penjagaan atas tubuhnya, anak yang dipaksa untuk berbagi di usia dini, akan terbawa hingga dewasa dan memberikan semua yang dimiliki termasuk hak atas tubuhnya. Tidak hanya itu, dengan menjaga fitrah individualitas di masa kanak-kanak, akan terbentuk konsep diri, anak akan mengenali siapa dirinya dengan bahasa yang sederhana. Hal ini akan sangat penting dalam pencapaian jati diri ketika anak dewasa.
Merawat fitrah anak merupakan hal yang penting dan wajib diberikan pada anak usia dini. Karena pada dasarnya, anak terlahir ke dunia membawa potensi-potensi kebaikan. Namun kembali pada orang dewasa di sekitarnya yang akan merawat potensi kebaikan tersebut sesuai fitrah, atau mencederai fitrah mereka? Tentu tidak ada satupun orang tua dan guru yang menginginkan seorang anak tumbuh dengan keburukan-keburukan. Oleh karena itu, mari membersamai anak untuk merawat fitrahnya dengan penuh cinta. (pra)